Senin, 06 November 2017

Penerapan Static Routing || Cisco Packet Tracer

Static Routing ||

Static Routing adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table (tabe; routing) dengan konfigurasi manual. Static router (yang menggunakan solusi static route) haruslah dikonfigurasi secara manual dan di-maintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-router lainnya. 
Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana dikonfigurasi secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada default route atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local router, di mana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.
Static route terdiri dari perintah-perintah konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route kepada router. Sebuah router hanya akan meneruskan paket kepada subnet-subnet yang hanya ada pada routing table. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepadanya keluar dari interface router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan protokolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat diberitahukan ke mana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Router tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Seorang administrator harus meng-update route static ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Oleh karena itu routing static biasanya digunakan untuk membangun jaringan yang berskala kecil.

B.   Tabel Routing
Tabel routing (routing table) terdiri atas entri-entri rute dan setiap entri rute terdiri dari IP Address. Berikut adalah field dari tabel routing IPv4.
1.      Destination
Dapat berupa alamat IPv4 atau prefix alamat IPv4. Dalam Windows, kolom ini dinamakan Network Destination dalam display perintah route print.
2.      Network Mask
Subnet mask digunakan untuk menyesuaikan tujuan alamat IPv4 dari nilai paket yang dikirim dari field destination. Pada windows, kolom ini dinamakan Netmask.
3.      Next-Hop
Alamat IPv4 yang dilewati. Pada tabel router di Windows, kolom ini dinamakan Gateway.
4.      Interface
Interface jaringan yang digunakan untuk mengirim kembali paket IPv4. Dalam Windows, kolom ini berisi alamat IPv4 yang ditugaskan sebagai interface.
5.      Metric
Merupakan angka yang digunakan sebagai indikasi penggunaan route sehingga menjadi route yang terbaik di antara banyak route dengan tujuan yang sama bisa dipilih. Metric dapat menunjuk pada banyak links di jalan ke tujuan atau rute yang diinginkan untuk digunakan, tergantung banyak link.


         Untuk kebih jelasnya, mari kita terapkan static routing pada 3 router di cisco packet tracer

1. Siapkan terlebih dahulu router dengan jenis 1840 berjumlah 3 buah



2. Sambungkan sesama router dengan menggunakan kabel berjenis cross dengan port seperti dibawah ini





3. Nyalakan masing - masing router, bisa manual maupun menggunakan perintah dari CLI



4. Pertama, config Router pertama (R1) terlebih dahulu. Masukkan ip beserta subnet pada port yang telah ditentukan



5. Atur juga ip beserta subnet pada R2. Konfig 2 port, yaitu port 0/0 dan port 0/1 menggunakan ip ad subnet seperti dibawah ini



6. Konfig pula R3



7. Setelah semua router telah dikonfig ip dan subnetnya, konfiglah rute ip. Konfig rute ip untuk R1 seperti dibawah ini



8. Konfig juga rute ip pada R3



9. Konfigurasi untuk static routing telah selesai. Untuk memastikan tidak ada konfigurasi yang salah, cobalah untuk melakukan ping



10. Lakukanlah ping pada router R1 ke R3 terlebih dahulu.


Ping dikatakan berhasil jika success rate mencapai (5/5) atau 100%. Jika kalian menemukan hasil ping kurang dari 5, maka bisa dipastikan ada konfigurasi yang salah


11. Agar tidak ragu akan adanya konfigurasi yang salah, lakukan juga ping pada router R3 ke R1



Selamat mencoba ^^


note : Router R2 tidak perlu dikonfigurasi menggunakan static routing seperti R1 & R2, karena R2 sudah otomatis menjadi direct connected dengan router R1 dan R3.


Sumber Teori : http://muhamadazim111012074.blogspot.co.id/2013/01/static-routing.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar