Kamis, 16 November 2017

Bandwith dan Kebutuhannya ||

Bandwith dan Kebutuhannya ||



Pengertian Bandwith

Bandwidth adalah suatu nilai konsumsi transfer data yang dihitung dalam bit/detik atau yang biasanya di sebut dengan bit per second (bps), antara server dan client dalam waktu tertentu. Atau definisi bandwidth yaitu luas atau lebar cakupan frekwensi yang dipakai oleh sinyal dalam medium transmisi. Jadi dapat disimpulkan bandwidth yaitu kapasitas maksimum dari suatu jalur komunikasi yang dipakai untuk mentransfer data dalam hitungan detik. Fungsi bandwidth adalah untuk menghitung transaksi data.
Bandwidth komputer dalam jaringan komputer, bandwidth ini sering dipakai sebagai suatu sinonim untuk data transfer rate, ialah jumlah data yang bisa dibawa dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu (biasanya dalam hitungan detik). Bandwitdh pada jaringan komputer ini umumnya diukur dalam bits per second (bps).

Jenis - Jenis Bandwith
Bandwidth terbagi menjadi dua macam diantaranya bandwidth digital dan analog dan penjelasannya di bawah ini:
  • Bandwidth digital yaitu volume ataupun jumlah suatu data (dalam satuan bps atau bit per second) yang bisa dikirimkan melalui sebuah saluran komunikasi tanpa adanya distorsi.
  • Bandwidth analog yaitu merupakan suatu perbedaan antara frekuensi yang terendah dan frekuensi yang tertinggi dalam sebuah rentang frekuensi yang diukur dalam satuan Hertz (Hz) yang bisa menentukan banyaknya informasi atau data yang dapat ditransmisikan dalam suatu saat.

Alokasi Bandwith
Alokasi atau reservasi Bandwith adalah sebuah proses menentukan jatah bandwith kepada pemakai dan aplikasi dalam sebuah jaringan. Termasuk didalamnya menentukan prioritas terhadap berbagai jenis aliran data berdasarkan seberapa penting atau krusial dan delay-sensitive aliran data tersebut. Hal ini memungkinkan penggunaan Bandwith yang tersedia secara efisien, dan apabila sewaktu-waktu jaringan menjadi lambat, aliran data yang memiliki prioritas yang lebih rendah dapat dihentikan, sehingga aplikasi yang penting dapat tetap berjalan dengan lancar. Besarnya saluran atau Bandwith akan berdampak pada kecepatan transmisi. Data dalam jumlah besar akan menempuh saluran yang memiliki Bandwith kecil lebih lama dibandingkan melewati saluran yang memiliki Bandwith yang besar. Kecepatan transmisi tersebut sangat dibutuhkan untuk aplikasi Komputer yang memerlukan jaringan terutama aplikasi real-time, seperti videoconferencing. 

Penggunaan Badnwith untuk LAN bergantung pada tipe alat atau medium yang digunakan, umumnya semakin tinggi Bandwith yang ditawarkan oleh sebuah alat atau medium, semakin tinggi pula nilai jualnya. 

Sedangkan penggunaan Bandwith untuk WAN bergantung dari kapasitas yang ditawarkan dari pihak ISP, perusahaan harus membeli Bandwith dari ISP, dan semakin tinggi Bandwith yang diinginkan, semakin tinggi pula harganya. sebuah teknologi jaringan baru dikembangkan dan infrastruktur jaringan yang ada diperbaharui, aplikasi yang akan digunakan umumnya juga akan mengalami peningkatan dalam hal konsumsi Bandwith. Video streaming dan Voice over IP ([[Voip]]) adalah beberapa contoh penggunaan teknologi baru yang turut mengonsumsi Bandwith dalam jumlah besar.



Daftar Pustaka :
http://www.pengertianku.net/2015/05/pengertian-bandwidth-dan-fungsinya.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Lebar_pita

Selasa, 07 November 2017

Dynamic Routing EIGRP || Cisco

Dynamic Routing EIGRP

Setiap Router memiliki Jaringan atau network yang berbeda beda, Ketika tiap Router saling dihubungkan maka tiap Router perlu mengetahui network yang dipunya tetangganya agar dapat dicapai, selain mengetahui siapa yang punya, Router juga harus tahu harus lewat mana untuk mencapai network tersebut (Gateway), dan seberapa jauh jaraknya (Distance). 

Kita dapat menggunakan metode Static Routing untuk memasukan network yang dimiliki Router lawan pada Router lokal secara manual, tetapi hal ini akan menjadi masalah jika jumlah Router dan jaringannya besar dan sangat banyak, sehingga tidak memungkinkan kita mengkonfigurasinya satu per satu. 

EIGRP, atau Enhanced Interior Gateway Routing Protocol adalah Routing Protocol milik Cisco yang dapat mendistribusikan informasi Routing atau network yang dimiliki dari Router ke Router lainnya, informasi yang disebarkan berupa network apa saja yang dipunya oleh Router pengirim, jalur yang harus dilewati (Gateway), dan Seberapa jauh jaraknya (Metric/Distance). EIGRP adalah model baru dari IGRP. Dengan EIGRP ini kita dapat membuat jaringan besar yang dinamis, karena setiap Router akan otomatis mengirim informasi network yang dipunya pada Router lainnya. 

Kelebihan utama yang membedakan EIGRP dari protokol routing lainnya adalah EIGRP termasuk satu-satunya protokol routing yang menawarkan fitur backup route, dimana jika terjadi perubahan pada network, EIGRP tidak harus melakukan kalkulasi ulang untuk menentukan route terbaik karena bisa langsung menggunakan backup route. Kalkulasi ulang route terbaik dilakukan jika backup route juga mengalami kegagalan.

Berikut beberapa fitur yang dimiliki oleh EIGRP :

  • Termasuk protokol routing distance vector tingkat lanjut (Advanced distance vector).
  • Waktu convergence yang cepat.
  • Mendukung VLSM dan subnet-subnet yang discontiguous (tidak bersebelahan/berurutan)
  • Partial updates, Tidak seperti RIP yang selalu mengirimkan keseluruhan tabel routing dalam pesan Update, EIGRP menggunakan partial updates atau triggered update yang berarti hanya mengirimkan update jika terjadi perubahan pada network (mis: ada network yang down)
  • Mendukung multiple protokol network
  • Desain network yang flexible
  • Multicast dan unicast, EIGRP saling berkomunikasi dengan tetangga (neighbor) nya secara multicast (224.0.0.10) dan tidak membroadcastnya.
  • Manual summarization, EIGRP dapat melakukan summarization dimana saja.
  • Menjamin 100% topologi routing yang bebas looping.
  • Mudah dikonfigurasi untuk WAN dan LAN.
Kelebihan


  • Melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.
  • Memerlukan lebih sedikit memori dan proses
  • Memerlukan fitur loopavoidance
Kekurangan

  • Hanya untuk Router Cisco
Berikut, cara mengkonfigurasi sebuah dynamic routing eigrp pada sebuah router di cisco.

1. Sediakan 3 buah router berjenis 1840



2. Hubungkan satu router dengan router lainnya menggunakan kabel cross


3. Masuklah pada CLI router R1 dan aturlah ip beserta subnetnya sedemikian rupa seperti dibawah ini. Port yang disetting adalah port fastEthernet 0/0



4. Untuk router R2, aturlah ip dan subnet untuk port yang berbeda, yaitu port fastEthernet 0/0 dan 0/1. Disetting 2 port karena port pertama berfungsi sebagai jalur masuknya router R1, dan port yang satu lagi untuk menghubungkan router R2 dengan R3.



5. Atur juga router R3 dengan port asal fastEthernet 0/1 dengan konfigurasi seperti dibawah ini


6. Setelah masing - masing router telah diberi IP beserta subnetnya, langkah selanjutnya ialah mensetting interface Loopback untuk masing - masing router. 


7. Atur juga interface loopback router R2. Masing - masing loopback ruter diisi berbeda untuk menghindari tubrukan loopback.


8. Atur interface loopback untuk router R3


9. Setelah semua loopback telah diatur, selanjutanya adalah konfigurasi eigrp. Masukkanlah network, yaitu network dengan jenis ip yang sama dengan ip router dan network interface loopback


10. Atur juga eigrp untuk router R2 dengan memasukkan network dengan kriteria seperti diatas. No-auto summary disini bertujuan untuk menyertakan subnetmask dalam routing EIGRP.


11. Atur juga eigrp untuk router R3 


12. Setelah eigrp diatur, cobalah untuk melakukan ping dari R1 ke R2. Seperti biasa, indikator berhasil ditunjukkan dengan Success Rate 100% (5/5). 





Beberapa Sumber : 
http://dzikrafathintech.blogspot.co.id/2016/08/konfigurasi-dasar-dynamic-routing-eigrp.html
https://teknikku-pedia.blogspot.co.id/2016/12/kelebihan-dan-kekurangan-routing-rip.html

Senin, 06 November 2017

Penerapan Static Routing || Cisco Packet Tracer

Static Routing ||

Static Routing adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table (tabe; routing) dengan konfigurasi manual. Static router (yang menggunakan solusi static route) haruslah dikonfigurasi secara manual dan di-maintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-router lainnya. 
Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana dikonfigurasi secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada default route atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local router, di mana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.
Static route terdiri dari perintah-perintah konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route kepada router. Sebuah router hanya akan meneruskan paket kepada subnet-subnet yang hanya ada pada routing table. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepadanya keluar dari interface router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan protokolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat diberitahukan ke mana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Router tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Seorang administrator harus meng-update route static ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Oleh karena itu routing static biasanya digunakan untuk membangun jaringan yang berskala kecil.

B.   Tabel Routing
Tabel routing (routing table) terdiri atas entri-entri rute dan setiap entri rute terdiri dari IP Address. Berikut adalah field dari tabel routing IPv4.
1.      Destination
Dapat berupa alamat IPv4 atau prefix alamat IPv4. Dalam Windows, kolom ini dinamakan Network Destination dalam display perintah route print.
2.      Network Mask
Subnet mask digunakan untuk menyesuaikan tujuan alamat IPv4 dari nilai paket yang dikirim dari field destination. Pada windows, kolom ini dinamakan Netmask.
3.      Next-Hop
Alamat IPv4 yang dilewati. Pada tabel router di Windows, kolom ini dinamakan Gateway.
4.      Interface
Interface jaringan yang digunakan untuk mengirim kembali paket IPv4. Dalam Windows, kolom ini berisi alamat IPv4 yang ditugaskan sebagai interface.
5.      Metric
Merupakan angka yang digunakan sebagai indikasi penggunaan route sehingga menjadi route yang terbaik di antara banyak route dengan tujuan yang sama bisa dipilih. Metric dapat menunjuk pada banyak links di jalan ke tujuan atau rute yang diinginkan untuk digunakan, tergantung banyak link.


         Untuk kebih jelasnya, mari kita terapkan static routing pada 3 router di cisco packet tracer

1. Siapkan terlebih dahulu router dengan jenis 1840 berjumlah 3 buah



2. Sambungkan sesama router dengan menggunakan kabel berjenis cross dengan port seperti dibawah ini





3. Nyalakan masing - masing router, bisa manual maupun menggunakan perintah dari CLI



4. Pertama, config Router pertama (R1) terlebih dahulu. Masukkan ip beserta subnet pada port yang telah ditentukan



5. Atur juga ip beserta subnet pada R2. Konfig 2 port, yaitu port 0/0 dan port 0/1 menggunakan ip ad subnet seperti dibawah ini



6. Konfig pula R3



7. Setelah semua router telah dikonfig ip dan subnetnya, konfiglah rute ip. Konfig rute ip untuk R1 seperti dibawah ini



8. Konfig juga rute ip pada R3



9. Konfigurasi untuk static routing telah selesai. Untuk memastikan tidak ada konfigurasi yang salah, cobalah untuk melakukan ping



10. Lakukanlah ping pada router R1 ke R3 terlebih dahulu.


Ping dikatakan berhasil jika success rate mencapai (5/5) atau 100%. Jika kalian menemukan hasil ping kurang dari 5, maka bisa dipastikan ada konfigurasi yang salah


11. Agar tidak ragu akan adanya konfigurasi yang salah, lakukan juga ping pada router R3 ke R1



Selamat mencoba ^^


note : Router R2 tidak perlu dikonfigurasi menggunakan static routing seperti R1 & R2, karena R2 sudah otomatis menjadi direct connected dengan router R1 dan R3.


Sumber Teori : http://muhamadazim111012074.blogspot.co.id/2013/01/static-routing.html